Selasa, 31 Agustus 2010

Latihan bwt ulangan

Senin, 16 Maret 2009
MATA LANGIT



SEARAH JARUM JAM:  1. �Mata Langit� yang muncul di atas langit propinsi Xin Jiang-Tiongkok. (INTERNET)         2. Patung Bunda Maria meneteskan air mata. (GETTY IMAGES)        3. Mata naga di atas mutiara naga. (NEW EPOCH WEEKLY)      4. Patung Jesus di Bolivia bagaikan orang menangis.  (NEW TANG DYNASTY TELEVISION)
SEARAH JARUM JAM: 1. �Mata Langit� yang muncul di atas langit propinsi Xin Jiang-Tiongkok. (INTERNET) 2. Patung Bunda Maria meneteskan air mata. (GETTY IMAGES) 3. Mata naga di atas mutiara naga. (NEW EPOCH WEEKLY) 4. Patung Jesus di Bolivia bagaikan orang menangis. (NEW TANG DYNASTY TELEVISION)
(Epochtimes.co.id)
Oleh :
REN BAIMING
Kolumnis

Sering dikatakan “Langit memiliki mata”, siapapun tak ada yang pernah melihatnya. Belakangan ini di internet tersiar sebuah video, di atas langit Xinjiang, Tiongkok, muncul sepasang “Mata langit”, kedua mata itu terbuka lebar dan sedang memelototi dunia. 
Mungkinkah ini adalah mata langit yang diperlihatkan oleh Tuhan? Apakah di dunia benar-benar akan terjadi peristiwa besar yang membuat sang Langit membelalakkan mata? 
Redaksi

Mata adalah jendela jiwa, di antara panca indera, hanya kosakata Yan (眼, baca yen,=mata) yang bisa digandengkan dengan Shen (神, = dewata) menjadi suku kata.
Pelaku kejahatan yang ditayangkan di internet, agar tidak mudah dikenal orang, lazimnya dengan memblok hitam area mata, maka sulit dikenali lagi.     
Namun sebaliknya, orang yang terjerumus godaan materi dengan berdasar pada konsep “yang terlihat oleh mata adalah nyata”, kadang kala memiliki mata tapi tanpa bola mata dan menyia-nyiakan peluang baik.
Penampakan “mata langit” di Xinjiang
Sesungguhnya di dalam kebudayaan Tionghoa, warisan dewata, terdapat sebuah aksara yang menerangkan mata dari langit dan hubungannya dengan dunia, yakni aksara De (德, baca te, = kebajikan, moralitas). 
5.000 tahun yang silam, pada awal peradaban Tionghoa telah terjadi sebuah pertempuran yang  menentukan yakni: Huang Di (黃帝, = Kaisar Kuning) menyerang Chi You (蚩尤). 
Tercatat di dalam kitab Guo Yu - Chu Yu (國語.楚語) bahwa “Jiu Li mengacaukan moralitas, rakyat dan dewata saling berbaur…”.  
Yang dimaksud dengan Jiu Li (九黎) adalah suku Jiu Li yang dikepalai oleh Chi You, lalu mengapa terjadi pengacauan De (德, = moralitas)?  
De di dalam bahasa Tionghoa pada mulanya bermakna berkah yang diberikan oleh Tuhan, oleh karena itu di dalam bahasa Mandarin masih terdapat konsepsi mengumpulkan De dan kehilangan De. Mengumpulkan De maka bakal memperoleh imbalan berkah, kehilangan De maka akan mengalami imbalan bencana.
Mari kita bedah aksara De (德)   ini.
Dimulai dengan paruh kata kiri 「ㄔ」. Di dalam bahasa piktogram 「ㄔ」 terdiri atas 3 goresan, masing-masing bermakna paha atas (股, gu), kaki (脛, jing) dan mata kaki (腳), yang dimaksud ialah derap kaki dan perbuatan. Bagian inilah untuk melambangkan ruang yang berbentuk.  
Paruh kata kanan adalah gabungan dari kata-kata sepuluh, mata, satu, hati (十目一心, shi mu yi xin), berupa pemandangan ruang yang tak berbentuk, sekian banyak mata sedang melihat hati manusia. Hati manusia, tak dapat dilihat oleh mata telanjang, itulah mengapa yang dimaksud dengan Sepuluh Mata (十目, Shi Mu) adalah mata Dewata, yaitu “Langit” sedang memata-matai kita.      
Sedangkan jika niatan hati manusia selaras dengan perbuatan di bawah tabiat karakter Dewata, maka dinamakan De (德, baca te, = kebajikan, moralitas), diwujudkan di dunia manusia ialah sifat tulus dan perbuatan kebajikan manusia, perbuatan semacam ini menabung berkah bagi diri sendiri, di masa depan bakal diwujudkan dengan imbalan berkah, seperti menjadi pejabat, hartawan, berusia panjang dan lain sebagainya. 
Oleh karena itu imbalan berkah manusia adalah diatur menurut bagian berkah setiap orang, nasib manusia bisa diramal, kejadian peramalan nasib semacam ini, di dalam sejarah dunia ada cukup banyak, sejumlah peramal ramalannya cukup akurat.
Apabila memahami prinsip ini, mata langit yang melotot ini, betul-betul membuat kita merinding. Karena dunia zaman sekarang apabila diteliti, perihal yang tak memiliki hukum, tak sesuai dengan jalur ke-Tuhanan dan tak memiliki De, rasanya sudah terlalu banyak, dan orang-orangpun telah terbiasa dengannya.   
Terutama yang terjadi di pemerintahan PKC (Partai Komunis China), orang yang ber-ketuhanan dihantam dengan penindasan tangan besi ke dalam lapisan terbawah, bagaimana mungkin Tuhan tidak murka?
Sekarang isu yang bergulir akan adanya maha bencana di Tionggoan (pusat geografis negara RRT), kalau dipikir, mutlak bukan isapan jempol belaka. 
Mata yang paling berjasa
Membicarakan aksara Tionghoa warisan Dewata maka tak dapat lepas dari “Cang Jie (倉頡) mencipta tulisan”. Konon ia seorang pejabat bagian sejarah yang mendampingi Huang Di (Kaisar Kuning), dan bernama Cang Jie (memiliki 4 mata).
Ia telah mencipta aksara, sedangkan empat buah matanya adalah yang paling berjasa.  Konon, di atas kepala Cang Jie terdapat 4 buah mata dan bisa melihat makhluk tingkat tinggi. Dengan mendongakkan kepala, ia dapat melihat bintang Biduk (salah satu dari 28 rasi)  yang berwujud lengkung, dan denganmenundukkan kepala dapat meneliti alur tekstur cangkang kura-kura dan jejak para satwa. Cang Jie secara luas mengoleksi sejumlah gambar-gambar indah dari dunia, digabungkan menjadi huruf, oleh generasi sesudahnya disebut “aksara kuno”. 
Konon Cang Jie sesudah mencipta aksara, “langit turun hujan beras dan tengah malam setan menangis”.  
Langit turun beras, adalah karena Cang Jie mencipta aksara yang patut dirayakan; sedangkan setan menangis, adalah dikarenakan setelah ada huruf, kecerdasan rakyat semakin berkembang, moralitas rakyat semakin menjauh, penipuan, dusta, perebutan dan pembunuhan bisa saja terjadi, semenjak saat itu dunia tidak lagi melewati hari tenangnya, setan pun tak dapat memperoleh ketentraman, maka itu setan patut menangis.
Ini adalah asal usul terciptanya aksara Mandarin, di dalam aksara Mandarin tersimpan sangat banyak rahasia langit. Singkat kata Cang Jie mencipta aksara ialah huruf dari langit ia sebarkan kepada manusia.  Sehingga di daratan Tiongkok telah tertanam kebudayaan setengah dewa. Itulah mengapa ia harus dirusak dengan sepenuh tenaga oleh PKC setelah merebut kekuasaan pemerintah yang sah.  
Mutiara dan mata naga diatas gunung batuDi Atlanta, Amerika Serikat, terdapat sebuah batu cadas raksasa dan berbentuk setengah lingkaran utuh, lebih dari atas tanah hingga ke puncaknya berjarak 250 meter, luasan dasarnya 583 acres (1 acres = 40,5 are), bergaris tengah 8 km lebih, adalah sebuah separuh bola yang utuh, masih ada separuh bagiannya yang tertanam di dalam tanah, ia adalah sebuah batu raksasa, seperti gunung berdiri kokoh di atas dataran, masyarakat menyebutnya gunung Batu, air sumber mengelilinginya dan ditemani pepohonan yang rimbun.     
Sesuai penuturan seorang arif bijaksana, gunung Batu Atlanta turun dari langit pada jutaan tahun yang lampau, di atas bebatuan itu masih terdapat bekas terbakar sewaktu bergesekan dengan atmosfer. 
Di langit, ia asalnya adalah sebuah mutiara naga di dalam mulut seekor naga. Kepala naga dari naga tersebut adalah wilayah Atlanta, ekor naga menjulur sampai ke New York, otot naga adalah pegunungan yang menghubungkan dua wilayah, yakni Appalachia Mountains yang termashyur, dari ketinggian meluncur ke dataran rendah, gelagat arus udara dan air yang bernadi sama bagaikan ribuan kuda yang sedang melaju.
Pada batu mutiara tersebut terdapat banyak sekali lubang-lubang kecil, setelah diteliti terlihat bagaikan mata yang tak terhingga. Ada yang agak terpejam sedang siap melek, ada yang berlinang air mata, ada yang air matanya meleleh, ada yang membelalakkan mata dan air matanya mengalir deras… seolah bagaikan banyak mata sedang menelaah langit dan bumi. 
Jika Anda berdiri di atasnya pasti merasa kikuk dan ada perasaan sedang menginjak mata orang lain.  Mata sang naga berlinang air mata, untuk siapakah? Apakah ada hal yang menggetarkan bumi dan langit serta membuat haru alam semesta yang telah terdeteksi oleh mata sang naga?
Konon, tarian yang dimainkan oleh DPA (Divine Performing Arts) adalah gaya Dewata, musik yang dimainkan ialah irama Dewata, yang dinyanyikan ialah suara dari surga, keliling dunia selama 2 tahun ini panggung perdananya selalu dimulai dari Atlanta, AS. Mutlak bukan suatu kebetulan.
Kesenian DPA bagaikan angin musim semi yang meniup ke seluruh dunia, inti sari kesenian kebudayaan tradisional yang diwariskan Dewata kepada umat manusia di dalam pertunjukan dunia untuk kesekian kalinya kembali ke bumi.
Patung Yesus di Bolivia seperti orang menangisBeberapa tahun belakangan ini, di berbagai pelosok dunia berturut-turut muncul kejanggalan berupa patung yang menangis, membuat orang lebih merasakan umat manusia sedang berada di dalam sebuah periode sejarah yang istimewa, ada banyak misteri yang berusia jutaan tahun akan terurai.
Berita tentang patung sakral yang menangis terjadi pada Januari 2009. Menurut pemberitaan, patung Yesus di dalam sebuah gereja di kota La Paz, Bolivia, meneteskan air mata (untuk kali ketiga  setelah 2007 dan 2008), ratusan penganut berdatangan menyaksikan berita tersebut.
Belakangan ini berita semacam ini cukup marak terjadi, seperti di propinsi Shalangjiani, Filiphina pada November 2004, di Sacramento, California, AS pada 2005, di Cyprus Selatan pada Desember 2000, di Lisbon, Australia, di kota Ho Chi Minh, Vietnam pada 2005, di Colombia pada 2006, Texas, AS, pada 2007 dan lain sebagainya.
Setelah dilakukan penelitian oleh para ilmuwan, ditemukan di dalam kandungan darah tersebut terdapat bagian yang sama dengan darah manusia, tetapi tak mampu ditemukan darah dan air mata tersebut berasal dari mana, juga tak dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa patung-patung tersebut bisa mengeluarkan air mata dan darah.
Johanes Paulus II menjelaskan ini dimulai sesudah perang dunia II usai, adalah belas kasih sang Pencipta terhadap umat manusia yang kenyang akan penderitaan akibat perang dan ancaman dari Timur. Menurut beliau, ancaman dari Timur itu adalah komunisme. 
Penggagas komite pemeriksaan fakta penindasan agama di Tiongkok, Li Shixiong menyatakan, ini adalah peringatan dari sang Pencipta, gejala seperti itu pasti bukan kebetulan, adalah wujud nyata sang Pencipta dengan tujuan melalui cara supranatural dan tidak lumrah itu, agar umat manusia tersadar dari kesesatannya.
Sebetulnya peringatan dari Dewata bukan hanya menggunakan belas kasih dengan penampakan mata, tetapi juga termasuk perubahan iklim, penyakit, musibah, bencana dan lain sebagainya, menggugah manusia yang lagi terbuai dalam kesesatannya.
Di dalam Catatan piagam Liu Bowen dari gunung Tai Bai - Shenxi, para leluhur telah meninggalkan pesan peringatan bagi manusia zaman sekarang:
Langit memiliki mata, bumi memiliki mata, orang-orang pun memiliki sepasang mata, langit berguncang, bumi bergonjang ganjing, santai dan bebas dengan kegembiraan tiada tara, 10.000 kaum miskin tinggal seribu, 10.000 kaum kaya tersisa 2 atau 3, kaya atau miskin jikalau hatinya tidak berubah arah, masa kematian berada di depan mata… jikalau dapat melewati tahun maha bencana, barulah terhitung dewa abadi di atas bumi… 
Bicara kesana kemari, sang langit membuka mata-Nya tak lain tak bukan adalah sebuah kata, yang mengingatkan orang lekas bergegaslah membuka mata hati nurani, baru bisa melihat fakta sejati.  (New Epoch Weekly Magazine/whs)
SEARAH JARUM JAM:  1. “Mata Langit” yang muncul di atas langit propinsi Xin Jiang-Tiongkok. (INTERNET)         2. Patung Bunda Maria meneteskan air mata. (GETTY IMAGES)        3. Mata naga di atas mutiara naga. (NEW EPOCH WEEKLY)      4. Patung Jesus di Bolivia bagaikan orang menangis.  (NEW TANG DYNASTY TELEVISION)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar